Aubameyang Beri Tanggapan Konfliknya dengan Arteta Hingga Berujung Kepindahan
Mantan kapten Arsenal Aubameyang beri tanggapan konfliknya dengan Arteta, konflik ini berujung keluarnya Aubameyang dari skuad Arsenal dan berlabu ke Liga Spanyol.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Colinterview, Aubameyang mengungkapkan detail-detail yang sebelumnya tidak diketahui publik tentang perselisihan yang terjadi dan bagaimana hal itu mempengaruhi kariernya di Arsenal. Dibawah ini BERITA LIGA INGGRIS TERBARU akan membahas tentang Aubameyang beri tanggapan konfliknya dengan Arteta hingga berujung kepindahan.
Awal Mula Konflik
Awal mula konflik antara Pierre-Emerick Aubameyang dan Mikel Arteta terjadi pada tahun 2021, ketika hubungan mereka mulai memburuk akibat beberapa insiden disiplin. Salah satu pemicu utama adalah ketika Aubameyang kembali dari perjalanan pribadi ke Spanyol.
Arteta, yang merasa bahwa tindakan tersebut tidak menghormati tim, menuduh Aubameyang “menusuk dari belakang.” Tuduhan ini membuat Aubameyang merasa tidak adil, karena perjalanannya ke Spanyol memiliki alasan pribadi yang sudah diketahui oleh Arteta.
“Dia menghampiri saya setelah rapat tim dan berteriak, ‘Kamu menusuk saya dari belakang. Kamu tidak bisa melakukan itu di masa sulit ini.’ Saya tidak menjawab karena tahu itu hanya akan memperburuk situasi,” kata Aubameyang.
Ia merasa tuduhan tersebut tidak adil karena perjalanannya ke Spanyol memiliki alasan pribadi yang sudah diketahui Arteta. “Saya tidak pergi berpesta. Dia tahu alasan kepergian saya, jadi saya tidak mengerti mengapa dia berbicara seperti itu,” tambahnya.
Konflik semakin memanas ketika Aubameyang dikeluarkan dari skuad jelang derbi London Utara karena alasan disiplin. Tidak lama setelah itu, ia dicopot dari jabatan kapten.
“Saya pulang ke rumah dan dokter menelepon saya, lalu berkata, ‘Besok, pelatih tidak ingin kamu berada di sana.’ Saya bilang, ‘Oke’,” ujarnya.
Momen-Momen Krusial
Momen-momen krusial dalam konflik antara Pierre-Emerick Aubameyang dan Mikel Arteta terjadi pada akhir tahun 2021, ketika ketegangan antara keduanya mencapai puncaknya. Salah satu momen penting adalah ketika Aubameyang dikeluarkan dari skuad jelang derbi London Utara melawan Tottenham Hotspur karena alasan disiplin.
Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, termasuk para pemain dan penggemar, karena Aubameyang adalah kapten tim dan salah satu pemain kunci Arsenal.
Tidak lama setelah itu, Arteta mengambil langkah drastis dengan mencopot Aubameyang dari jabatan kapten. “Saya pulang ke rumah dan dokter menelepon saya, lalu berkata, ‘Besok, pelatih tidak ingin kamu berada di sana.’ Saya bilang, ‘Oke’,” ujar Aubameyang.
“Saya tahu pertandingan berikutnya sudah dekat dan saya berkata pada diri sendiri, ‘Sial, sekali lagi semua orang akan membicarakannya, ini akan jadi kekacauan, apa ini hal gila?’ Saya benar-benar tidak bisa memahaminya,” kenang Aubameyang.
Keputusan Arteta untuk mencopot Aubameyang dari jabatan kapten dan mengeluarkannya dari skuad menciptakan ketegangan yang signifikan di dalam tim.
Aubameyang merasa diperlakukan tidak adil dan tidak diinginkan lagi di klub. “Saya mengakui bahwa saya memiliki bagian dari tanggung jawab, tetapi penyebab sebenarnya, saya pikir Anda bisa mengerti jika Anda sedikit manusiawi. Anda bisa mengerti langkah saya,” katanya.
Situasi ini membuat Aubameyang merasa terisolasi dan kehilangan motivasi untuk bermain. Ia mengakui bahwa cara Arteta menangani situasi tersebut sangat mempengaruhi mentalnya dan membuatnya merasa tidak dihargai.
Momen krusial lainnya adalah ketika Aubameyang akhirnya memutuskan untuk hengkang dari Arsenal pada Januari 2022 dan bergabung dengan Barcelona. Akibatnya, kepindahan ini menjadi titik balik dalam kariernya, di mana ia berhasil mencetak 13 gol dalam 24 pertandingan untuk klub Catalan tersebut.
Baca Juga: Setelah 4-0 Atas Everton, Man United Siap Tantang Arsenal!
Kepindahan ke Barcelona
Kepindahan Pierre-Emerick Aubameyang ke Barcelona pada Januari 2022 menjadi salah satu momen paling signifikan dalam kariernya. Setelah mengalami konflik berkepanjangan dengan Mikel Arteta di Arsenal, Aubameyang memutuskan untuk mencari tantangan baru di La Liga.
Kepindahan ini terjadi dengan status bebas transfer, yang memungkinkan Barcelona untuk mendapatkan jasa striker berpengalaman tanpa harus membayar biaya transfer.
Di Barcelona, Aubameyang langsung memberikan dampak positif. Dalam 24 pertandingan pertamanya, ia berhasil mencetak 13 gol, menunjukkan bahwa ia masih memiliki kemampuan untuk tampil di level tertinggi. Gol-golnya membantu Barcelona mengamankan posisi di empat besar La Liga dan lolos ke Liga Champions musim berikutnya.
Aubameyang merasa bahwa kepindahannya ke Barcelona adalah langkah yang diperlukan untuk menyelamatkan kariernya. “Pada saat itu, saya berkata, ‘Saya mengakui bahwa saya memiliki bagian dari tanggung jawab, tetapi penyebab sebenarnya, saya pikir Anda bisa mengerti jika Anda sedikit manusiawi. Anda bisa mengerti langkah saya.’
Setelah itu, semuanya berakhir, saya tinggal selama sebulan berlatih sendiri sambil menunggu jeda. Itu mempengaruhi seorang pria, itu sulit.
Bagaimana cara keluar? Sering kali kita mengatakan bahwa kita harus membicarakannya, tidak ada rasa malu dalam hal itu,” ungkapnya. Di Barcelona, Aubameyang menemukan kembali kebahagiaannya bermain sepak bola dan merasa dihargai oleh rekan-rekan setim serta pelatih Xavi Hernandez.
Namun, kebahagiaan di Barcelona tidak bertahan lama. Sembilan bulan setelah bergabung, Aubameyang kembali ke Inggris untuk bergabung dengan Chelsea.
Meskipun awalnya diharapkan bisa menjadi solusi bagi lini depan Chelsea, performanya menurun drastis dengan hanya mencetak satu gol dalam 15 laga Premier League.
Kembali ke Inggris dan Kepindahan ke Al-Qadsiah
Setelah periode singkat yang penuh tantangan di Barcelona, Pierre-Emerick Aubameyang kembali ke Inggris untuk bergabung dengan Chelsea pada musim panas 2022. Harapan tinggi menyertai kepindahannya, dengan banyak yang berharap ia bisa mengatasi masalah di lini depan Chelsea.
Namun, kenyataan tidak seindah harapan. Aubameyang hanya mencetak satu gol dalam 15 pertandingan Premier League, dan performanya yang menurun drastis membuatnya sulit untuk mendapatkan tempat reguler di tim utama.
Situasi ini membuat Aubameyang kembali merenungkan keputusan-keputusan yang telah diambilnya dan bagaimana konflik dengan Mikel Arteta telah mempengaruhi jalannya kariernya. “Saya belajar banyak dari situasi ini. Penting untuk memiliki komunikasi yang baik dan saling pengertian. Saya berharap hal-hal bisa berjalan berbeda, tetapi saya juga menghargai pelajaran yang saya dapatkan,” katanya.
Pada Juli 2024, Aubameyang memutuskan untuk memulai babak baru dalam kariernya dengan bergabung dengan klub Saudi Pro League, Al-Qadsiah. Kepindahan ini terjadi setelah masa singkat di Olympique Marseille, di mana ia berhasil mencetak 30 gol dalam satu musim. Di Al-Qadsiah, Aubameyang menandatangani kontrak dua tahun dengan nilai sekitar £8.5 juta per tahun.
Kepindahan ini menandai klub kelima yang dibelanya dalam kurun waktu dua tahun, menunjukkan betapa dinamisnya perjalanan kariernya. “Saya merasa ini adalah langkah yang tepat untuk saya. Saya ingin tantangan baru dan kesempatan untuk bermain di liga yang berbeda,” ujar Aubameyang.
Di Al-Qadsiah, Aubameyang bergabung dengan sejumlah pemain asing terkenal lainnya, termasuk bek pemenang UEFA Euro 2024, Nacho. Kehadirannya diharapkan dapat menambah kekuatan lini serang Al-Qadsiah dan membantu klub mencapai prestasi yang lebih tinggi di liga domestik.
Kesimpulan
Konflik antara Pierre-Emerick Aubameyang dan Mikel Arteta menjadi salah satu episode paling dramatis dalam sejarah Arsenal baru-baru ini. Meskipun berakhir dengan kepindahan Aubameyang dari klub, situasi ini memberikan banyak pelajaran berharga tentang pentingnya komunikasi dan manajemen konflik dalam dunia sepak bola.
Demikian berita sepak bola terbaru mengenai, Aubameyang beri tanggapan konfliknya dengan Arteta hingga berujung kepindahan. Ikuti terus berita terupdate mengenai Sepak Bola yang dibahas secara detail dan lengkap lainnya ya!