Manchester United Kehilangan Rp 3 Triliun & Gagal Juara Liga Europa
Manchester United (MU) harus merasakan pukulan telak, bukan hanya dari sisi prestasi di lapangan, tetapi juga dari aspek finansial setelah mereka gagal menjuarai Liga Europa musim 2024/2025.
Kekalahan MU dari Tottenham Hotspur dalam final Liga Europa pada Kamis dini hari. Hal ini telah membuat klub berjulukan Setan Merah ini mengalami kerugian finansial yang sangat signifikan, diperkirakan mencapai sekitar Rp3 triliun atau setara £136 juta. Simak juga ulasan menarik tentang sepak bola internasional secara lengkap, hanya di BERITA LIGA INGGRIS TERBARU.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Kekalahan Pahit yang Menggores Banyak Aspek
Dalam laga final yang berlangsung di Stadion San Mames, Bilbao, MU harus tunduk 0-1 akibat gol tunggal Brennan Johnson dari Tottenham Hotspur. Kekalahan ini semakin memperjelas musim 2024/2025 yang menjadi periode kelam bagi MU. Selain gagal meraih gelar juara di Liga Europa, MU juga gagal total di ajang domestik seperti Piala FA dan Carabao Cup. Serta menutup musim dengan menempati posisi ke-16 di klasemen Premier League, jauh dari zona kompetisi Eropa musim depan.
Kegagalan di final Liga Europa ini juga menutup satu-satunya jalan MU untuk lolos ke Liga Champions musim depan. Sebagai kompetisi elite Eropa, Liga Champions merupakan sumber pendapatan utama bagi klub-klub besar seperti MU. Sehingga kegagalannya membawa dampak serius terhadap keuangan klub.
Manchester United: Rincian Potensi Kerugian Finansial
Laporan eksklusif dari The Telegraph mengungkapkan secara rinci potensi kerugian MU akibat kegagalan di final Liga Europa. Berikut adalah rincian kerugian finansial yang dialami oleh MU:
- Kehilangan £79 juta dari partisipasi kompetisi Eropa yang seharusnya didapatkan jika berlaga di Liga Champions atau melalui jalur Eropa lainnya.
- Kehilangan £22 juta dari pendapatan tiket laga kandang di kompetisi Eropa.
- Pemotongan £25 juta akibat performa buruk MU di Premier League yang berimbas pada hak siar dan pendapatan lainnya.
- Pemotongan £10 juta dari sponsor utama Adidas karena klausul yang memotong nilai kontrak apabila klub gagal lolos ke Liga Champions selama dua musim berturut-turut.
Klausul sponsor ini menjadi pukulan berat bagi MU, sebab Adidas adalah pemasok perlengkapan resmi dengan nilai kontrak yang mencapai £90 juta per tahun. Dengan tidak tampil di Liga Champions untuk kedua kalinya secara berturut-turut. Adidas memotong nilai kontraknya sebesar £10 juta setiap musim, yang berdampak langsung pada neraca keuangan Manchester United.
Baca Juga: Drama Transfer Musim Panas Manchester United: Dari Liam Delap ke Rayan Cherki
Dampak Keuangan Jangka Panjang dan Respons Klub
Kerugian finansial yang dialami MU ini diprediksi akan sangat memengaruhi kebijakan transfer tim musim panas nanti. Klub dipaksa untuk berhitung secara cermat soal pengeluaran dalam memboyong pemain baru karena keterbatasan anggaran yang dialami. Media Inggris bahkan mengabarkan bahwa MU siap membuka pintu bagi pemain-pemain yang mendapatkan tawaran menarik dari klub lain untuk mengurangi beban finansial.
Pertimbangan untuk melakukan efisiensi juga sudah terlihat. Sebelumnya, MU telah melakukan pemotongan gaji pemain sebesar 25 persen untuk menyikapi kondisi ekonomi yang memburuk akibat gagal lolos ke Liga Champions. Selain itu, beberapa pemain dengan gaji tinggi dikabarkan akan dilepas atau dipinjamkan ke klub lain guna mengurangi beban gaji.
Namun, hambatan juga menghadang MU dalam melepas pemain. Sering kali harga pemain yang ingin dijual melemah di pasar. Bahkan beberapa pemain yang memiliki gaji tinggi sama sekali tidak diminati klub lain, menyulitkan proses penjualan dan mengikat beban gaji klub. Kondisi ini semakin memperberat perjuangan MU untuk menyeimbangkan keuangan.
